Saya baru saja sedetik lalu membaca sebuah kutipan, “Serious writers, though, know how to help themselves focus. That might mean turning off your internet connection, working in a library, or simply closing the door while you’re writing.” Kata anonim. Saya berpikir demikian, tapi saya tidak melakukan yang demikian. Atau, belum.
Artinya, saya tidak/belum serius ketika dalam proses menulis lebih banyak merengek pada mood atau kejenuhan. Artinya pula, saya tidak/belum bisa disebut penulis yang memang serius menulis ketika putus asa tidak menemukan cara untuk tetap fokus menulis, dan kerap berbelok arah keluyuran di dunia maya. Apa masih dalam artian tidak serius, ketika saya–yang bahkan belum layak dilabeli “penulis”–seringkali memutuskan untuk tidak kreatif, alih-alih menulis yang lebih kreatif tapi lebih membutuhkan lebih banyak upaya? Bisa jadi.
Sama gan… sy juga pengen belajar fokus menulis tp ternyata tdk mudah…