Partner Traveling Baru: Acer One 10

Bagi masyarakat Sumeria di Mesopotamia pada periode 5.000 tahun lalu, menulis dengan menggunakan pena bulu ayam yang dicelupkan pada tinta dan dituliskan di atas daun lontar atau perkamen, bisa jadi adalah alat tulis paling praktis dan modern. Garis bawahi, saat itu. Apalagi, ketika kertas mulai diciptakan oleh bangsa Cina sekitar 101 M. Kegiatan tulis-menulis mungkin jadi lebih mudah. Ada pena dan ada kertas. Hidup seolah sudah cukup. Tapi, manusia bukan menghamba pada kecukupan, tapi pada kesempurnaan.

Kertas dan pena bulu ayam pada akhirnya tidak lagi bisa melunasi gairah menulis masyarakat kala itu. Maka, kita mengenal perkembangan alat tulis, mulai dari kuas tulis; pena bulu Mesir (Egyptian reed pen) untuk melukis hieroglif di lempung atau daun lontar pada era 4.000 tahun yang lalu; pensil yang populer mulai abad 17; pulpen yang semula
diciptakan pada abad 10, berbentuk pena dilengkapi dengan kantong tinta; mesin tik; sampai kini kita tiba di era tablet, laptop, atau bahkan satu gadget yang sekaligus bisa
jadi tablet dan laptop. Seperti, Acer One 10.

Setiap kali traveling, saya termasuk orang yang lebih sering menggendol carrier ketimbang menyeret-nyeret koper. Jadi, penting artinya untuk teliti memilih barang bawaan agar tidak mblobor. Penting pula untuk membawa senjata andalan saya untuk menulis di perjalanan. Baik itu berupa tablet atau laptop.

Selama ini, saya selalu membawa laptop saya dengan monitor seukuran nyaris 12 inci dan berat 1,5 kg. Lumayan juga laptop ini terasa menyesakkan di sela pakaian dan perlengkapan lain yang biasa saya bawa ketika traveling. Ketika kian hari pundak kian menegang, saya mulai berpikir untuk mengganti laptop dengan yang lebih ringan. Pilihan jatuh pada Acer One 10. Akhir Agustus lalu, saya coba membawa si One 10 ini keliling Lombok. Hasilnya, cukup mengejutkan, dalam artian yang baik.

Di bawah ini adalah alasan-alasan akhirnya saya memilih Acer One 10 untuk jadi senjata tangguh selanjutnya.

Satu Gadget, Multi Mode
Dalam satu tubuh compact One 10, ada banyak mode yang bisa kita fungsikan. Dua mode yang paling kentara adalah mode laptop dan mode tablet. Mode laptop adalah ketika layar monitor dan keyboard menyatu. Kita bisa menggunakannya selayaknya laptop pada umumnya. Kemudian, mode tablet adalah ketika bagian monitor dilepaskan dari bagian keyboard (bagian melepas monitor dari keyboard ini belakangan jadi favorit saya, karena gemets. Hahaha.). Hasilnya adalah layar besar dengan layar sentuh yang user-friendly.

Belum selesai, ketika terbang dari Jakarta sampai Lombok (direct), saya punya ruang yang kecil di kursi pesawat, dengan meja yang juga super kecil di hadapan. Semula saya
bosan juga, karena pesawat saya kala itu tidak memiliki hiburan yang seru. Tidak ada layar televisi. Tapi, lalu saya merangkai One 10 jadi mode display, dengan memutar monitor ke arah sebaliknya dan membuat kita bisa menonton di One 10 lebih mudah. Dengan catatan, sebelumnya sudah menyimpan file film di One 10. Mode lain, tent mode, juga mirip dengan apa yang dilakukan oleh mode display tapi berbentuk seperti tenda segitiga.

Banyak Gadget, Satu Charger
Kalau biasanya kita pening karena terlalu banyak charger yang harus kita bawa saat traveling–ya charger laptop, charger ponsel, sampai charger baterai kamera–, sekarang setidaknya kita bisa mengurangi satu bawaan charger. Karena plug charge One 10 ada di monitor (atau bagian tablet), jadi charger ponsel (Android/ tablet) dan charger laptop bisa sama.

Ringan
Selamat tinggal laptop yang berat. Acer One 10 punya bobot yang cukup signifikan bedanya dengan laptop saya sebelumnya. Kini, laptop yang sekaligus notebook itu memiliki monitor 10 inci dan berat 1,25 kg jika menyatu dengan keyboard, lalu
seberat 0,64 dengan mode tablet. Meskipun trekking sana dan trekking sini, tapi tidak memberatkan.

Update!
Beberapa bulan lalu, Microsoft baru saja meluncurkan OS terbaru, yaitu Windows 10. Nah, Acer One 10 yang semula berbenam OS 8.1, sudah menyediakan upgrade gratis resmi ke Windows 10. Saya pribadi suka pada tampilan Windows 10 yang rapi dan clean. Navigasinya juga tidak ribet. Buat penulis seperti saya, Windows terbaru ini pun sudah menyediakan Office 365 resmi, perangkat menulis yang bisa diandalkan.

Multi-tasking
Di dalam One 10 juga dilengkapi Intel Quad-Core yang bikin laptop sekaligus tablet ini bisa banget digunakan secara multi-tasking. Saya biasanya kalau sedang buntu menulis, suka main games atau edit foto. Nah, karena Intel Quad-Core, One 10 kuat-kuat saja diajak “main”.

Saya sama sekali tidak sabar mau mengajak si One 10 untuk traveling ke sebanyak-banyaknya destinasi ena’ di dunia, karena terbukti bisa jadi partner perjalanan yang tidak merepotkan.

5 Comments Add yours

  1. Gara says:

    Laptop yang multifungsi terus ringan memang penting banget supaya bisa dipakai mengetik di mana saja ya, Mbak :hehe. Mau di atas bukit atau di atas perahu yang bergoyang-goyang, ayo saja. Inspirasi akan keluar dengan lebih maksimal kalu situasi lingkungan sekitar mendukung untuk menulis :hehe.

    1. Atre says:

      Beculll sekalihhh!

  2. Rocky Winata says:

    mantap tuh

  3. Rocky Winata says:

    mantap!!!

Leave a comment