Sa Pa, dan Hal-Hal yang Mungkin Kamu Ingin Tahu Sebelum Mengunjunginya

Akhir Juni lalu, saat Hanoi sedang panas-panasnya, saya dan Arnellis memilih ‘melipir’ sebuah kota kecil dataran tinggi yang sejuk di perbatasan barat daya Vietnam. Nama kota tersebut adalah Sa Pa, berada di wilayah Provinsi Lao Cai, Vietnam.

Beberapa dari kalian memiliki pertanyaan yang sama: kenapa memutuskan untuk menjelajahi kawasan Hanoi dan Sa Pa ketika tempo hari ke Vietnam? Sebetulnya, tidak ada alasan yang ruwet. Yang jelas, kami hanya punya waktu seminggu di Vietnam dan tidak ingin terlalu banyak menghabiskan waktu berpindah-pindah. Maka, kami memilih dua kota saja.

Alasan kenapa Hanoi dan Sa Pa? Karena ini kedatangan pertama kalinya ke Vietnam, jadi saya merasa Hanoi perlu diutamakan. Lalu, kenapa Sa Pa? Karena alasan sederhana: suhu. Sebelum berangkat ke Vietnam Juni lalu, kami sudah mencari tahu tentang suhu di Vietnam. Di beberapa tempat, seperti Hanoi, Hue, Hoi An, Ha Long Bay, dan lain-lain, suhu menggapai hingga 35° C. Karena itu, kami membutuhkan keseimbangan dengan memilih tempat lain yang bersuhu sejuk. Maka, kami pilih Sa Pa.

Sapa Vietnam - Astri Apriyani - Atre's Odyssey

Waktu terbaik mengunjungi Vietnam, kabarnya, adalah saat musim dry winter di bulan November-April. Temperatur rata-rata saat itu sekitar 17-22° C. Nyaman dan sejuk, dengan suhu terdingin terjadi di bulan Januari-Maret. Ketika musim panas (Mei-Oktober), Vietnam bisa sangat panas dan lembap, seperti yang saya alami. Suhu bisa mencapai (feels like) 44° C.

Baca juga: Sebuah Panduan Wisata yang Biasa Saja: Itinerary Keliling Hanoi

WHERE IS SA PA?

Sa Pa merupakan sebuah kota kecil di perbatasan sebelah barat daya Vietnam, tepatnya di Provinsi Lao Cai. Kota di ketinggian 1.600 mdpl ini masuk di wilayah Pegunungan Lien Son, termasuk Gunung Fansipan, di dekat perbatasan Tiongkok.

Sapa Pegunungan - Astri Apriyani - Atre's Odyssey

Gunung Fansipan sendiri merupakan gunung tertinggi di Indochina (Vietnam, Kamboja, Myanmar) dengan ketinggian 3.143 mdpl. Statusnya yang tertinggi itu membuat Fansipan mendapatkan gelar The Roof of Indochina (Atap Indochina). Jujur, Fansipan adalah salah satu deal breaker yang membuat saya dan Arne akhirnya, “Ayoklah, budhal ke Sa Pa!”

Sa Pa memiliki suhu udara rata-rata berkisar 15-18° C di siang hari di musim panas. Saat musim dingin, berkisar rata-rata 10° C. Kabut pun rutin mampir tiap hari tak terduga di Sa Pa. Kadang-kadang ia datang pagi, siang, atau sore maupun malam.

Mungkin, banyak yang tidak familier dengan destinasi ini. Namun, saya bisa bilang, Sa Pa sangat layak untuk masuk dalam daftar bucket list di Asia Tenggara.

 

HOW TO GET THERE?

Sa Pa berjarak sekitar 350 km ke barat daya Hanoi. Untuk bisa mencapai Sa Pa, pilihannya ada banyak, kalau mau dicari-cari. Namun, bagi kalian yang memilih transportasi umum, Sa Pa bisa dicapai dengan menggunakan sleeper bus atau sleeper train.

Saya dan Arne tempo hari memilih sleeper bus, dengan jarak tempuh sekitar 6 jam. Kami memilih sleeper bus yang berangkat di malam hari (sekitar pukul 21.00) ketika perjalanan Hanoi-Sa Pa, dan sleeper bus siang (berangkat sekitar pukul 14.00) untuk perjalanan balik Sa Pa-Hanoi.

Kenapa, kok, yang satu malam, yang satu siang? Karena, perjalanan pergi ingin tiba di Sa Pa pagi dan langsung menjelajah. Ketika pulang, tidak ada target yang ketat di Hanoi, dan ingin melihat lanskap saat di perjalanan. Jadi, kami memilih berangkat saat masih terang.

Pertanyaan terbanyak dari kalian adalah cara pesan tiket sleeper bus ke Sa Pa dan nama bus apa yang paling nyaman. Bagi yang mau praktis, tiket sleeper bus bisa dibeli secara online, baik melalui agensi travel, situs resmi operator bus, atau platform penyedia layanan jasa atau aktivitas travel.

Kami membeli tiket sleeper bus Hanoi-Sa Pa dan Sa Pa-Hanoi lewat Klook. Nama bus yang dipilih adalah Sapa Dragon untuk pergi dan Sapa Express untuk pulang. Harga tiket bus sekitar Rp150.000. Namun, kalau yang mengikuti aktivitas saya di Instagram, pasti tahu kalau ada sedikit masalah waktu berangkat—yang tepatnya, masalah ada pada Sapa Dragon. Intip saja di bagian “Highlight Sapa”, ya, terlalu malas untuk cerita lagi di sini. Membuka luka lama (tsaelah…). Intip juga di highlight tersebut penampakan sleeper bus yang aku naiki, karena ternyata baru sadar, aku tak punya foto bus satu pun.

Dari pengalaman menunggu dan naik sendiri sleeper bus kemarin, operator bus Hanoi-Sa Pa yang nyaman dan lancar adalah Sapa Express, Hai Van, dan Fansipan Express. Sapa Express dan Fansipan terkenal di kalangan turis mancanegara. Sementara, Hai Van lebih banyak dipenuhi oleh orang-orang lokal.

Fasilitas standar sleeper bus ini, antara lain selimut, bantal, air mineral botol, camilan, dan plastik untuk menyimpan alas kaki. Fansipan Express bahkan punya sleeper bus khusus yang lebih premium, dengan ruang tidur seperti kabin luas yang lebih privat. Kalau ingin beperjalanan dengan lebih nyaman dan mewah, mungkin bisa memilih Fansipan Express Premium VIP. Saya sempat lihat langsung busnya. Bagus banget, sih, memang. Dan, kebayang sih perjalanan 6 jam bakal jauh lebih nyaman. Sejauh ini, sepertinya buat booking si sleeper bus premium itu bisa langsung ke situs resmi mereka.

Jangan lupa ketika memesan, langsung buat permintaan supaya diantarkan langsung ke hotel. Biasanya, setelah turun dari sleeper bus, beberapa operator bus memiliki shuttle bus yang menunggu di Sa Pa. Shuttle bus ini yang akan mengantarkan ke hotel tempat kalian menginap.

Bicara soal transportasi, saya dan Arne punya kisah sedih ketika tiba di Hanoi, setelah dari Sa Pa. Turun dari sleeper bus malam hari di sebuah jalan di Hanoi, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menawarkan taksi kepada kami. Karena waktu itu Arne sedang sakit, kami langsung ikut naik taksi lelaki tersebut setelah kami memastikan ia menggunakan sistem argo. Kami pikir, amanlah argo ini, nggak bakal kenapa-kenapa.

Usut punya usut, ternyata entah bagaimana, argonya jalan super kuda. Yang biasanya kami naik taksi dari mana pun di Hanoi ke hotel kami di Old Quarter adalah sekitar VND10.000-30.000, tiba-tiba ini mencapai hingga VND150.000. Bayangkan, ketika tiba di tujuan, sopir tidak bisa berbahasa Inggris, menunjuk-nunjuk argo yang berangka mahal, lalu menunjuk-nunjuk dompet yang sedang Arne buka untuk mengambil uang. Super gondok. Maka, setelah ini kapok, kami cuma akan memesan taksi lewat Grab. Titik.

 

PENGINAPAN DI SA PA

Kami menginap di kawasan Cat Cat. Penginapannya bernama Cat Cat Garden. Ketika menginap di sini, kami hanyalah pengunjung satu-satunya. Penginapan ini memang sangat sepi di daerah yang juga sepi. Hanya, keunggulannya memang ia memiliki pemandangan yang sangat indah tepat di depan kamar. Begitu melihat keluar jendela, kami bisa langsung menikmati bukit rindang, kawasan persawahan, dan lembah.

Pemandangan di Cat Cat Garden - Astri Apriyani - Atre's Odyssey

Bagi yang suka tenang, Cat Cat Garden memang tepat. Namun, di sisi lain, banyak pula kekurangan yang kami rasakan saat menginap. Antara lain, menu sarapan yang tidak beragam (setiap hari tidak ganti); sulit jika ingin bertanya tentang apa pun karena staf sering tidak ada di tempat dan front desk sering kosong; dan mereka tidak membersihkan kamar setiap hari, kecuali kalau kita mengingatkan atau kita memintanya (jadi, sering sekali kejadian harus minta tisu toilet, gelas bersih, dan handuk bersih).

Kalau ada kesempatan ke Sa Pa lagi suatu hari nanti, saya pasti akan memilih penginapan yang berjarak dekat dari Sa Pa Station. Selain karena itu adalah pusat aktivitas, juga dekat dengan stasiun kereta yang bisa membawa kita ke beberapa destinasi ikonik Sa Pa.

Dari selayang pandang langsung ketika berkeliling Sa Pa, ada beberapa penginapan yang terlihat menjanjikan, mulai dari hotel mewah hingga yang sederhana. Beberapa di antaranya, adalah Pao’s Sapa Leisure Hotel, My Boutique Hotel & Spa, Eden Boutique Hotel & Spa, atau Christina Maison’s de Sapa.

 

INTERNET DI SA PA

Selama di Vietnam, sejak hari pertama, saya membeli SIM card lokal untuk kepentingan telepon dan internet. Kenapa tidak menyewa modem? Karena, saya butuh menelepon beberapa pihak, mulai dari hotel, taksi, Grab, dan lain-lain, tidak hanya butuh koneksi internet. Juga, pikiran utama karena hendak ke daerah pegunungan, saya khawatir modem akan tidak berfungsi di dataran tinggi.

SIM card bisa dibeli di bandara, di supermarket (ada Circle K pula), atau bisa juga di toko-toko di pinggir jalan (di kawasan Old Quarter banyak bertebaran).

 

TRANSPORTASI BERKELILING SA PA

Tidak terlalu berbeda dari Hanoi, saya berkeliling Sa Pa banyak menggunakan jasa taksi atau GrabCar. Hanya saja, lebih banyak lagi berjalan kaki. Sekadar catatan, jelang malam, banyak area di Sa Pa yang gelap dan tidak punya lampu jalanan. Jadi, sebaiknya siap-siap senter di ponsel, atau sekalian bawa headlamp untuk menerangi jalan. Sedia selalu juga jaket yang menghangatkan karena semakin malam, Sa Pa semakin bikin gigil; dan payung, karena mendadak seperti jatuh cinta, Sa Pa suka tiba-tiba diguyur hujan.

Downtown Sapa Vietnam Sapa Station - Astri Apriyani - Atre's Odyssey

 

Ternyata, terlalu banyak hal yang perlu kalian tahu sebelum berangkat ke Sa Pa. Sejujurnya, semua yang saya uraikan di atas pun memang berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang kalian tanyakan, terutama via Instagram. Tinggalkan pertanyaan kalian kalau ternyata memang masih ada pertanyaan tentang persiapan ke Sa Pa yang belum saya bahas.

Kalau persiapan menuju Sa Pa dan perkenalan tentang kota di pegunungan ini sudah khatam, baru kita bisa melanjutkan obrolan dengan “ke mana saja, sih, enaknya kalau ke Sa Pa?”. Places to go, places to eat, dan places to hangout, bakal dibahas di blogpost selanjutnya, ya.

 

Selanjutnya: Places to Go in Sa Pa

13 Comments Add yours

  1. mysukmana says:

    350km dari Hanoi, wadohe kak..
    hotelnya lucu kayak di eropah..

    1. Atre says:

      6 jam jalan darat, Kak. Worth it kok, sekalian main ke daerah pegunungan 🙂

    2. Sarahjalan_ says:

      Terimakasih tulisan tentang Sa Pa nya kak.. sangat membantu buat saya yg pengen kesana

      1. Atre says:

        Selamat menikmati Sa Pa dan Vietnam.

  2. Olive B says:

    Hanoi – Sapa aku juga naik Sapa Dragon kak, busnya sih asik tapi sopirnya gak ngerti Inggris. Baliknya aku pilih naik sleeper train karena pengen ngerasain yang berbeda. Aku kan kembali ke Sapa mungkin tahun depan kak, blom puas haha

    1. Atre says:

      Aku penasaran sih sama si sleeper train. Seru juga ga sih sleeper train tuh? Bersih dan aman? Lebih nyaman bus atau train, Lip?

      1. Olive B says:

        aku menikmati keduanya kak, beda suasana. menurutku paling asik ke Sapa naik bus malam, pulangnya bolehlah sleeper train.

        selama di Vietnam aku 3x naik kereta dengan memesan kelas yang berbeda wkwkw

      2. Atre says:

        Wah, 3x naik kereta? Rute mana aja itu, Lip?

      3. Olive B says:

        Lao Cai – Hanoi naik sleeper train, lalu Hue – Da Nang ini viewnya keren banget lewatin Hai Van Pass. kalo naik bus cuma lewat terowongannya. yg paling panjang Da Nang – HCMC ini seru, 15 menit menjelang stasiun Saigon di gerbongku yg isinya satu keluarga Vietnam dari balita sampai nenek2 duduk hikmat & semangat nyanyi lagu ttg Saigon yg diputar di kereta 😉

  3. Rina says:

    Aku rencana okt bulan depan ke sapa, kira2 harus bawa jaket tebal gak ya? Soalnya mo ke halong bay juga, takut berat bawaannya..

    1. Atre says:

      Kalau ke Sa Pa tapi nggak sampai Fansipan, bawa light jacket aja cukup. Sore ke malam Sa Pa mendingin soalnya. Tapi kalo ke Fansipan, ya memang harus bawa jaket yang biasa kamu pakai kalo naik gunung, sih, yang artinya jaket hangat.

  4. pm says:

    wah jadi tahu hal baru tentang Vietnam.

Leave a comment