Kabarnya, desa yang dinamai Tenganan Pegringsingan ini awalnya diduduki oleh orang-orang Desa Peneges yang terletak di dekat pantai di sekitaran Candi Dasa. Orang-orang ini punya hubungan dengan masyarakat Desa Teges di Bedahulu Gianyar. Lama-lama konon orang-orang Peneges pindah ke pedalaman atau istilahnya ngetengahang.
Category: Travelogue
Tiong Bahru dengan Keindahan Arsitektur International Style
Pada dasarnya, Tiong Bahru adalah kawasan pemukiman. Rupanya, Tiong Bahru sudah mulai dibangun setelah masa perang dunia berakhir. Isinya rata-rata adalah flat empat lantai yang karakter arsitekturnya International Style dengan desain yang simple dan neat.
Raden Saleh dan RA Muning Kasari di Museum OHD Magelang
Portrait of RA Muning Kasari. Kupikirkan lagi, bagaimana ceritanya lukisan ini bisa sampai di museum milik Bapak Oei Hong Djien, pemilik Museum OHD.
Cerita dari Karst Maros dan Kampung Berua
Saya melanjutkan perjalanan berkeliling Karst Maros. Karst Maros berupa bentangan bukit kapur dan karang yang mencapai hingga 30.000 hektar yang memanjang di Kabupaten Pangkep-Maros. Luar biasa luas. Kawasan ini termasuk dalam wilayah Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (TN Babul) yang bergelar sebagai kawasan karst terluas kedua di dunia, setelah Karst Guiling di Tiongkok. Karena berada di Desa Rammang Rammang, Karst Maros ini kerapkali juga disebut dengan Karst Rammang Rammang.
Jalan-jalan ke Tana Beru, Rumah Para Pencipta Pinisi
Tana Beru dikenal sebagai desa tempat tinggal para pengrajin kapal. Mereka sudah hidup turun-temurun di desa ini, menciptakan kapal-kapal kuat sejak dulu, mulai dari kapal nelayan hingga pinisi. Ya, pinisi, kapal tradisional masyarakat Bugis-Makassar yang menandakan ketangguhan para pelaut Bugis-Makassar, dengan bentuk kapalnya yang besar dan megah.
Let Go of What Has Passed
Tilopa terkenal dengan ajarannya yang bernama Tilopa’s Six Words of Advice atau Tilopa’s Six Essentials Points. Di Tibet, ajaran ini disebut “gnad kyi gzer drug” atau arti harfiahnya adalah “six nails of key points”.
Sekuens Menyenangkan dari Muntilan
Saya pikir awalnya cuma ingin makan enak ke Muntilan. Toh dari Mendut jaraknya nggak sampai 30 menit berkendara. Betul memang, saya menemukan makanan legendaris nan ena’ itu. Namun, siapa nyana kalau ternyata, main ke Muntilan tanpa tendensi njelimet, saya pulang bawa pengetahuan seru soal Muntilan.
Touring hingga ke The World’s Second Highest Road Chang La, Nubra Valley, dan Pangong Tso
Teman dari Singapura sempat terjatuh tepat di depan kami ketika melalui jalanan berliku dan menanjak. Kami bahkan harus berhenti dan membantu motornya kembali bangkit. Melihat itu, hati saya sempat mengkerut juga. Perjalanan ini memang penuh risiko. Tapi, saya lalu mengingat tempelan stiker di kaca penginapan di Leh. “Falling is not a crime. Lack of effort is.”
To the World’s Highest Motorable Road, Khardung La India
Mulai hari ketiga ini, kami menyiapkan diri untuk motoran sekitar 7-10 jam sehari. Semua di atas 100 km/ hari. Riding yang sesungguhnya dimulai.
The Best Ride of My Life (So Far) to the World’s Highest Motorable Road: Starting Point Leh, India
Bagian perjalanan yang paling memorable ini akhirnya rilis juga. Sekaligus merayakan ulang tahun yang kedua sejak perjalanan ini dilakukan. Kita tiba di bagian kami menghabiskan waktu on-off selama 5 hari di atas Royal Enfield 500 cc untuk mencapai Khardung La, jalanan tertinggi di dunia (5.359 mdpl).