[Bahasa] Carut-Marut dan Karut-Marut

Karut-marut dan carut-marut adalah dua bentuk reduplikasi dwilingga salin suara (kata ulang berubah bunyi). Keduanya betul-betul ada sebagai lema. Namun, meskipun pelafalannya nyaris sama, carut-marut dan karut-marut berbeda makna—dan karena itu pula, keduanya tidak bisa saling menggantikan (substitusi).

Carut-marut berasal dari kata carut berkelas kata nomina (kata benda). Maknanya adalah “luka bekas goresan”. Ketika mengalami proses reduplikasi dwilingga salin suara, carut berubah bentuk menjadi carut-marut, yang maknanya “segala coreng-moreng (bekas goresan); goresan yang tidak keruan arahnya”.

Sementara, karut-marut merupakan kata ulang yang asal katanya adalah karut (adjektiva, kata sifat). Maknanya “kusut; kacau tidak keruan”. Saat karut sudah berubah menjadi karut-marut, ia bermakna “kusut (kacau) tidak keruan; rusuh dan bingung (tentang pikiran, hati, dsb); banyak bohong dan dustanya (tentang perkataan, dsb)”.

Dari sini jelas, carut-marut tepat untuk menggambarkan luka yang terlihat mata. Contoh: Betisnya carut-marut tersambar semak-semak di hutan.

Nah, karut-marut tepat digunakan untuk menggambarkan suasana hati, pikiran, atau segala sesuatu yang . Seperti contoh: Karut-marut dunia pendidikan adalah awal runtuhnya negara.

Sederhana, tapi berbeda. Lihat bedanya?

2 Comments Add yours

  1. johanesjonaz says:

    pelajaran bahasa indonesia lagi nih! keren!

Leave a comment